Marketing Strategy Part 2: Apakah masih relevan sekarang?

22.13








Lanjutan dari diskusi Marketing Strategy di Foodizz antara Ricky Afrianto dan Sarita.

Ada satu hal yang membuat saya surprised, Bro Ricky Afrianto, Global Marketing Director Mayora, masih menyebutkan 9 elemen pemasaran (9-core marketing elements) di atas sebagai rujukan yang masih relevan dipakai sekarang. Teori ini sudah cukup lama diramu oleh MarkPlus, dan sejak jaman saya kuliah sudah beredar. Secara reguler memang diupdate dengan tambahan perkembangan teori terkini seperti Marketing 4.0.

Memang teori di atas mudah dipahami, kalau sudah paham teori ini tentu akan lebih mudah mengikuti perkembangan teori terbaru. Dan dengan adanya teori baru pun, tidak serta merta teori marketing tradisional menjadi usang, keduanya tetap berjalan beriringan.



MARKETING TACTIC

Selain Strategi, Taktik pun menjadi bagian tak terpisahkan karena ini menjadi semacam "implementasi" dari strategi yang kita lakukan.

Komponen dari taktik ini adalah:
1. Differensiasi

2. Marketing Mix: Product - Pricing Strategy - Promotion - Place/Distribution/Sales Channels.

3. Selling.


1. DIFFERENSIASI

Ini sebuah hal yang gampang-gampang susah, differensiasi yang paling mudah dipahami adalah apa yang dilakukan oleh Apple terhadap industri komputer yang tadinya membosankan, desain yang jelek dan toko yang amburadul penuh dengan kabel. Apple bisa merubah semua itu.

Quotes yang paling berkesan dari pendiri Apple Computer ini mengenai differensiasi:

" You can't look at the competition and say YOU'RE GOING TO DO IT BETTER.

You HAVE to look at the COMPETITION and say YOU'RE GOING TO DO IT DIFFERENTLY."




Contoh cara melakukan differensiasi di atas ini dilakukan oleh Mayora, selalu perhatikan 3 komponen di atas Content, Context dan Infrastructure.


2. MARKETING MIX

Marketing Mix ini adalah marketing tradisional yang memang wajib ada, tidak bisa tidak. Kecuali promosi dan distribusi yang sudah berubah sesuai perkembangan jaman menjadi digital lifestyle.


2.1. PRODUK
Selain differensiasi sebagai faktor yang membuat produk kita unik, juga perhatikan hal berikut yang wajib ada di produk kita: POINT OF PARITY.

Kadang kita terlalu fokus membuat produk yang berbeda dari kompetitor. Misalnya kita membuat Nasi Goreng Mafia, kita sibuk membuat branding yang keren, iklan heboh dengan artis, jaringan resto yang banyak. Namun melupakan Point of Parity, Basic Expectation yang diinginkan oleh konsumen misalnya Nasi Goreng itu nasinya harus "Pera" atau misah tidak lembek dan lengket. Jadi marketing heboh tidak diimbangi dengan produk yang mumpuni ujung-ujungnya akan backfired ke kita.



2.2. PRICE TACTIC
Pricing ini menjadi topik yang paling banyak dibicarakan dan didiskusikan oleh pelaku ekonomi, karena memang menjadi faktor utama di laporan keuangan, yang menentukan perusahaan kita mendapatkan profit atau menderita kerugian.

Selalu waspada terhadap perkembangan situasi, seperti di tengah wabah sekarang, harga murah menjadi pilihan untuk segmen yang sensitif terhadap harga. Kondisi keuangan yang sedang turun, akan terbantu dengan adanya produk yang terjangkau.


2.3. DISTRIBUTION/DELIVERIES/SALES CHANNELS.
Di era Covid ini, selain produk, packaging juga menjadi penting, karena misalnya jika bergerak di industri makanan. Yang biasanya kita jual paket single, sekarang paket family menjadi lebih laku.

Jadi hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi penting di mata konsumen.


2.4. PROMOTION
Digitalisasi telah merubah banyak aspek kehidupan, adanya GoFood memudahkan kita memesan makanan. BCA M-Banking, Internet Banking, GoPay, OVO, memudahkan kita pada saat melakukan pembayaran. Media Sosial juga merubah peta politik, budaya, agama, dan tentu saja ekonomi.



Seperti contoh Tik Tok yang tiba-tiba melesat, bisa dimanfaatkan sebagai taktik untuk mendekatkan diri dengan konsumen.

Influencer/KOL. Saat ini menjadi profesi yang menguntungkan, tarifnya sungguh luar biasa, mengalahkan gaji karyawan level manajer di perusahaan menengah bahkan untuk sekali posting di Instagram.



Untuk KOL perhatikan konsep berikut yang bisa digunakan jika kita akan menggunakan jasa influencers:

MEAN = Meaning, Engage, Appropriate, Numeric.

Meaning: Apakah post yang dilakukan oleh influencers ini relevan dan memiliki arti buat audience yang melihatnya. Banyak kasus influencers yang dihujat netijen karena postingan tidak jelas atau terlalu receh --- ini akan berimpact kepada brand kita.

Engage: seberapa kuat influencers ini menyihir followernya supaya membeli produk kita. Tidak banyak sepertinya, namun beberapa influencers karena postingannya bagus dan natural, mampu memberikan impact instant kepada brand yang menggunakan jasanya.

Appropriate: Jangan sampai brand tersandung kasus karena menggunakan jasa influencer yang tidak tepat. Seperti banyak artis yang tertangkap karena narkoba, tentu ini akan merugikan jika brand kita terkait dengan influencer tersebut. Atau pernyataan kontroversial mengenai politik dan budaya yang menyinggung orang banyak --  yang membuat konsumen berpaling.

Numeric: tentu saja parameter paling mudah adalah post influencer  = total sales impacted.
Tapi ini memang sulit, karena proses dari aware, menuju appeal and act itu sebuah proses yang panjang. Jumlah engagement bisa juga digunakan untuk long term strategy, misalnya Beng-Beng yang membuat audience melihatnya semakin cool karena muncul di tik tok, akan berpengaruh terhadap image yang dibangun.

Detail mengenai influencers ini akan kita bahas di sesi khusus nanti.


Catatan tambahan untuk taktik di era Covid.

Tidak usah terlalu pusing dengan istilah New Normal, mungkin yang lebih tepat adalah New Standard. Faktor CHS = Clean, Health dan Safety menjadi lebih penting skala prioritasnya. Misalnya restoran sekarang dilengkapi dengan kaca untuk mencegah droplet, atau pegawai di Ranch Market, menggunakan face shield, masker serta menyediakn tempat cuci tangan di jaringan supermarket mereka.

Yang perlu dilakukan oleh pemilik Brand adalah SEA = Strengthen - Establish - Adept.

Strengthen
Perkuat apa yang sebelum dan sesudah Covid masih menjadi unggulan, seperti produk yang bagus, makanan yang enak, atau desain yang keren. Quality Assurance yang tadinya mandatory sekarang kita tambah, diperkuat (strengthen) dengan Hygiene.




Establish
Jika memiliki cafe/restoran, coba dirubah untuk memiliki tempat duduk yang lebih fleksibel, jadi antar tamu bisa menjaga jarak, atau juga menyedian tudung untuk melindungi droplet dari pegawai cafe maupun pengunjung yang lain.





Adept
Misalnya kemasan yang tadinya untuk single, sekarang menjadi family pack. Misalnya Louis Vuitton, sekarang juga memproduksi masker memanfaatkan lini produksi mereka yang sedang iddle, sebagai adaptasi terhadap situasi. Brand-brand mewah Perancis lainnya juga memproduksi Hand Sanitizer untuk tenaga medis dan konsumen. Pabrik mobil Tesla memproduksi ventilator untuk beberapa rumah sakit.


Terima kasih, semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Jun 2, 2020.

You Might Also Like

0 komentar