Minggu lalu di
kota kembang, disela-sela obrolan santai diselingi permainan basket bersama bos salah satu
TV Lokal ada satu topik diskusi yang sepertinya sering terlewatkan, yaitu Ide.
Ide menurut arti
harfiahnya bisa diartikan sebuah konsep mental, ekspresi pemikiran manusia, bisa dalam bentuk abstrak ataupun image sebuah objek. Kemampuan manusia untuk
mencetuskan dan memahami sebuah ide inilah yang mungkin membedakannya dengan makhluk
lain di dunia.
Ide bisa datang
dari mana saja, tidak mesti berkutat di laboratorium canggih ala IronMan, Batman ataupun X-Men atau juga menghabiskan seharian penuh nongkrong di perpustakaan. Sir Isaac Newton mendapatkan ide ketika duduk
di bawah pohon Apel, yang melahirkan teori gravitasi yang mendunia itu.
Prof. Ir.
Sedyatmo mungkin awalnya menemukan ide membuat “pondasi cakar ayam” untuk landasan
bandara Soekarno-Hatta dan landasan bandara Juanda ketika makan sop ceker ayam
dan minum es kelapa muda. Bentuk pondasi tersebut memang mirip cakar ayam dan
konstruksi beton mirip akar pohon kelapa.
Obrolan bisnis
bersama rekan-rekan sesama pebisnis bisa melahirkan ide yang brilian, jangan
sepelekan hal ini karena banyak brand berskala global lahir dari
obrolan-obrolan ringan. Volkswagen Golf
GTI yang legendaris lahir dari obrolan makan siang engineer-engineer Jerman iseng yang kebetulan suka mobil kencang. Bill Hewlett dan
David Packard memulai bisnis mereka dari garasi rumah, bahkan mereka iseng voting nama perusahaan
dengan menggunakan lemparan koin uang. Jika tebakan David yang menang maka nama brand akan menjadi Packard-Hewlett, begitu juga sebaliknya jika Bill yang
menang maka brand salah satu pionir Silicon Valley ini akan menjadi Hewlett-Packard dan sisanya adalah
sejarah.
So, jangan
sepelekan obrolan ringan dengan sesama pebisnis karena we never know mungkin saja itu menjadi awal sebuah ide yang
brilian.
- 20.10
- 0 Comments